Restorasi Peradaban Masyarakat dan Ulamanya para ulama di Tanah Jawa, Pada usia mudanya dijuluki sebagai 'Alfiyah Berjalan'.
Syaikhona Kholil: Restorasi Peradaban Masyarakat
Admin April 1, 201
Mengenal Syaikhona Kholil
Syaikhona Muhammad Kholil merupakan ulama besar yang berasal dari Kabupaten Bangkalan. Dilahirkan dari keluarga santri yaitu KH. Abdul Latief, mempunyai pengaruh besar pada masa itu dalam peradaban nusantara. Silsilahnya nyambung ke Rasulullah Saw.
Lahirnya Syaikhona Kholil mengalami berbagai kontroversi yang muncul ke permukaan. RKH. Fuad Amin Imron (2012), merangkum enam referensi dari berbagai sumber, diantaranya: (1) Syaifur Rachman (2001:6) menuliskan bahwa Syaikhona Kholil Bangkalan lahir pada hari Ahad Pahing tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H. Yaitu bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1802 M.; (2) Mokh. Syaiful Bakhri (2006:27) menguraikan bahwa kelahiran Kiai Kholil jatu pada tanggal 11 Jumadil Itsniyah 1235 H. Bertepatan pada hari Selasa; (3) Muhammad Rifai (2010:21) menjelaskan bahwa Syaikhona Kholil lahir pada hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1225 H yang bertepatan dengan tahun 1835 M.; (4) Sumber yang lain menegaskan bahwa Kiai Kholil Bangkalan lahir pada tahun 1252 H atau tahun 1835 M. (Tulisan di posting oleh Malik pada tanggal 26 November 1998); (5) Abdul Rozaki (2009) menuliskan bahwa syaikhona Kholil lahir pada tahun 1819; dan (6) KH. Mahfudz Hadi (2010:35) menyebutkan Syaikhona Kholil lahir di Desa Langgundih Bangkalan pada pukul 10.00 WIB. Tepatnya pada hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1252 H/ 20 September 1834 M.Namun demikian, WordPress menuliskan tentang biografi Syaikhona Kholil dilahirkan di Bangkalan pada hari Selasa tanggal 27 Januari 1820 M atau 11 Jumadil Akhir 1235 H.
Mbah Kholil kecil sudah menunjukkan bakatnya dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan. Gemblegan “militer” dari sang ayah yang seorang ulama besar juga mempunyai implikasi signifikan terhadap perkembangan Kiai Kholil. Diusia mudanya sudah mampu hafal Nadham Alfiyah dengan baik.
Pada masa remaja, kiai Kholil kecil menghabiskan masanya dari pesantren ke pesantren untuk menggembleng ilmunya dibawah naungan pendidikan agama. Fuad Amin (2012) menjelaskan bahwa pendidikan pesantren kiai Kholil dilakukan sejak tahun 1852 H-1858 Hatau sekitar 6 tahun, antara lain mengaji kepada Kiai Sholeh Bungah Gresik, Kiai Muhammad Noer Langitan, Kiai Arif Pasuruan, Kiai Asyik Bangil Pasuruan, Kiai Noerhasan Sidogiri Kraton Pasuruan, Kiai Abu Dzarrin Winongan, dan Kiai Abdul Bashar Banyuwangi.
Setelah itu, kehausan akan ilmu agama, Syaikhona Kholil memutuskan untuk berangkan ke Makkatul Mukarromah untuk menuntut ilmu yang lebih luas. Sehingga menjadikan dirinya lebih berkualitas, alim lahir dan bathin serta mempunyai charisma yang tinggi untuk perubahan masyarakat Madura yang lebih baik dan berperadaban. Guru-gurunya selamat di Makkah antara lain Syaikh Imam Muhammad Nawai Al-Bantani, syaikh Umar Khativ Bima, Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Syaikh Ali Rahbini dan beberapa guru lainnya yang cenderung kepada paham alhussunnah wal jamaah.
Setelah menghabiskan dengan belajar ilmu agama dari berbagai penjuru dunia, sampailah pada ketika dimana syaikhona Khalil mengabdikan dirinya untuk masyarakat dan bangsa. Melalui pendidikan pesantren sebagai sumber pengetahuan dan peradaban bagi masyarakat Madura, syaikhona Kholil mendiri dua pondok pesantren. Ponpes Jangkebuan. Menurut penuturan KH. Ali bin Badri Azmatkhan (2007) dalam Fuad Amin (2012) bahwa pondok itu dibangun pada hari Jumat, 19 Rajab 1290 H.Semula dibangunlah masjid untuk tempat ibadah masyarakat sekitar. Kemudian dijadikan sebagai tempat terpaan bagi masyarakat yang ingin belajar ilmu agama atas bimbingannya. Kedua adalah pondok pesantren Kademangan.
Secara prinsip, kelahiran pondok pesantren bagi syaikhona kholil merupakan untuk mewujudkan masyarakat Madura yang berkualitas dan bermoral tinggi. Pendidikan pesantren dipandang lebih mencerminkan kehidupan yang harmonis dan dinamis dalam dinamika kehidupan manusia. Pendidikan agama sangat berperan terhadap kehidupan dunia. Jika pendidikan agamanya bagus dan baik, maka untuk urusan dunia insya Allah dapat dimudahkan. Mengedepankan nilai-nilai moral, syariat dan akhlak dijadikan sebagai modal pembentukan karakter manusia seutuhnya, hingga sekarang charisma syaikhona kholil masih terus mengembang dikehidupan yang serba modern. Ini menunjukkan bukti bahwa kemanfaatan ilmu pengetahuan tergantung dari implikasi yang ditransformasikan.
Membangun Peradaban Masyarakat
Atas kegigihan dan kealimannya terhadap ilmu agama, Syaikhona kholil dikenal oleh masyarakat secara luar dari tanah Madua dan Jawa, bahkan ke Luar Jawa namanya sudah memancarkan charisma ulamanya. Banyak karya dihasilkan oleh ulama kharismatik ini. Karya yang paling fenomenal adalah karya ukhuwah islamiyah melalui organisasi Nahdhatul Ulama (NU) yang dipelopori oleh muridnya sendiri yaitu Hadratus Syaikh Hasyim As’ari.
Kiai Kholil mengirimkan pesan spiritual melalui Kiai As’ad Syamsul Arifin yang ditujukan kepada Kiai Hasyim As’ari (Fuad Amin, 2012). Pesan dari Kiai Kholil itu berupa “tongkat Musa” dan “tasbih”. Atas pesan spiritual inilah menjadikan kiai Hasyim As’ari mendirikan NU sebagai organisasi keagamaan yang mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah.
Prakarsa Syaikhona Kholil dalam pendirian NU diakui oleh para ulama. Kiai Hasyim Asy’ari menyampaikan bahwa kiai Kholil adalah guru yang sangat dihormati oleh para kiai dan ulama jawa dan Madura (Fuad Amin, 2012). Syaikhona Kholil yang mendorong organisasi NU agar segera dibentuk. Beliau yang memberikan isyarat bahwa keberadaan NU di tengah-tengah masyarakat sangat dibutuhkan sebagai penentu arah beragama, berbangsa dan bernegara untuk sebuah kemaslahatan.
Peran serta Syaikhona Kholil terhadap NU merupakan sebuah karya agung atas pengabdiannya kepada ummat. Dari pesan dan karamahnya, dibantu dengan ketiga guru dan santrinya yaitu, Kiai Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah dan KH. As’ad Syamsul Arifin melalui karyanya yang disebut “Tokoh Empat Serangkai” sebagai wadah bagi para ulama-ulama pesantren.
Karya yang sampai hari ini menjadi tonggak kehidupan masyarakat Indonesia melalui organisasi yang dilahirkannya adalah sebuah bentuk keniscayaan untuk direnungkan dan diimplementasikan dalam kehidupan yang semakin kompleks.
Kiai kholil juga dikenal dengan matan alfiyahnya yang sudah diamalkan sejak masih muda. Menjadi penting bagi para santrinya untuk bisa mengaplikasikan matan alfiya diamalkan dan dihafalkan sebagai isyarat memahmi dan mengerti dalam tata bahasa arab. Kitab Tarjamah Alfiyah merupakan karya beliau menjadi rujukan di pesantren-pesantren.
Anwar Siradj pernah menceritakan tentang karya alfiya syaikhona kholil bangkalan ini. Dijelaskan oleh Kiai Anwar bahwa beliau kesulitan dalam mempelajari kitba alfiyah. Berbagai pesantren telah didatangi, belajar pada kiai-kiai besar juga sudah dilakukan, namun pemahaman terhadap kitab alfiyah tidak maksimal. Kemudian, pada suatau hari Kiai Anwar mendapatkan petunjuk, bahwa untuk bisa memahami dengan baik kitab alfiyah harus dipelajari di tempat Makam Syaikhona Kholil di Bangkalan. Petunjuk itu dilakukan oleh Kiai Anwar selama satu bulan lamanya, dengan semangat dan motivasinya untuk bisa menghafal secara baik, maka dalam waktu satu bulan, kiai Anwar mampu menghafalkannya. Tentunya dibawah bimbingan syaikhona kholi secara bathiniyah. (www.indospritual.com).
Kitab alfiyah sampai hari ini menjadi rujukan utama di pesantren-pesantren sebagai pedoman penguasaan terhadap bahasa arab dan memahami kitab kuning (kitab klasik). Dari kitab alfiyah itulah, banyak memunculkan ide kreatif bagi para santrinya untuk membuat sebuah syiiran yang menceritakan kehidupan syaikhona kholis sejak kecil hingga wafat yang pengucapannya hampir sama dengan ketika membaca kitab alfiyah.
Menjadi perenungan bagi kita sebagai manusia biasa yang hidup dalam zaman yang semakin kompleks, memetik pelajaran dari kehidupan syaikhona kholil dalam menjalani hidup dan kehidupan, menuntut ilmu pengetahuan sebagai gerbang perubahan masyarakat menjadi lebih baik, kealiman dan kearifannya mampu mengguncang peradaban manusia. Semoga kita mampu meneladaninya untuk kehidupan yang lebih baik dan berkualitas, bermanfaat dan barakah.
Daftar Bacaan
– Fuad Amin Imron. 2012. Syaikhona Kholil Bangkalan: Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama. Penerbit Khalista Surabaya dan Penainsani Sidoarjo.
– WordPress. 2013. Biografi KH. Kholil Bangkalan Madura (Syaikhona Mbah Kholil).
– https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/2013/01/21/ biografi-kh-kholil-bangkalan-madura-syaikhona-mbah-kholil/. Diakses tangal 15 Agustus 2015.
– www.indospritual.com. 2013. KH. Kholil Bangkalan: Punya Pasukan Lebah Penghancur Musuh.
– http://www.indospiritual.com/artikel_kh-kholil-bangkalan-punya-pasukan-lebah-penggempur-musuh.html. Diakses tanggal 28 Agustus 2015.
Penulis:
Hayat (Pengurus Lakpesdam NU Kota Malang dan Dosen Universitas Islam Malang)
Penyelaras: Abdur Rahim Ahmad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar