Senin, 28 November 2022

Muqoddimah Bab Syarruhut Tho'am (Pola Makan Buruk)



Saya pernah dicurhati seorang guru yang mengajar di sekolah elit, kebanyakan muridnya yang berasal dari keluarga kaya lama (OKL) itu orangnya lebih sopan, kalem dan gak sombong daripada murid yang berasal dari orang kaya baru (OKB). Hingga bisa diamati, ada murid kok tipikalnya suka pamer, arogan tapi gak pinter-pinter amat, itu pasti OKB.

Trus saya ditanya, kira-kira kenapa bisa begitu ya?

Kalo dari perspektif ulama, jawabannya ada 2 : faktor makanan dan lingkungan. Orang yang kalem, cerdas dan gak arogan biasanya pola makannya terkontrol dan lingkungannya sehat.

Tiap keluarga harus memperhatikan 2 faktor ini. Kalo faktor lingkungan susah dirubah, maka faktor makanan yang bisa kita mainkan.

Dalam perspektif Islam, pola makan yang bisa mengantarkan orang jadi berakhlaq baik itu harus halal, thoyyib (higienis), adab saat makan, menu, takaran makanan dan jangka waktu antar makan satu dengan selanjutnya. Dalam kehidupan modern, pola makan perspektif Islam tersebut direpresentasikan dalam table manner. 

Kalo semua itu baik dan sesuai dengan tuntunan, maka akhlaqnya jadi baik. Kalo gak, ya jadi arogan. Guru yg curhat pada saya pun baru sadar dan setuju. Karena dia juga melihat pola makan anak OKL dan anak OKB ini berbeda.

Maka tidak salah, Imam Ghozali menyebut bahwa pola makan buruk ini jadi sumber segala derita. Dan jadi penyakit kejiwaan yang pertama kali beliau bahas di Bab-bab Penyakit Hati dalam kitab Arbain Fi Ushuliddin.

Karena banyak makan, nafsu punya energi. Kecanduan makanan memancing syahwat sekaligus memancing amarah jika gak terpenuhi. Karena tuntutan syahwat dan amarah, akhirnya cinta dunia. Karena cinta dunia, akhirnya cinta pujian, jabatan, harta dan lain-lain. Bahkan siap mati demi dunia yang dicintainya. 

Belum lagi penyakit fisik gara-gara salah pola makan seperti kolesterol, kanker, diabet dan lain-lain. Pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP) Semarang, Profesor Muhammad Sulchan, menyebut sekitar 90 persen penyakit, baik yang bersifat fisik maupun mental, disebabkan pola dan jenis makanan.

Sisi buruk makanan ini gak terasa bagi si pelaku. Tapi kalo kita melihat pola kesehariannya, bisa terlihat pola makan ternyata berpengaruh besar terhadap kondisi fisik dan perilaku.

Maka, dalam dunia tasawuf, jika ingin membersihkan jiwa, yang pertama, pola makan harus dirubah. Tentunya secara bertahap dan sesuai kadar kondisi tiap orang.

Mugi manfaat.

#AyoNyarkub #ArbainFiUshuliddin #ImamGhozali

(Fahmi Ali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar